LEGENDA GUNUNG SIBAYAK

                                                     


DIBALIK GUNUNG SIBAYAK




Sebelum saya menceritakan legenda nya, sebaiknya saya menjelaskan tentang Gunung Sibayak terlebih dahulu.

Gunung Sibayak adalah sebuah gunung yang menghadap ke kota Berastagi di Sumatera Utara. Orang suku Karo menyebut gunung Sibayak dengan sebutuan "gunung Raja". Gunung Sibayak merupakan gunung berapi dan meletus terakhir tahun 1881. Gunung ini berada di sekitar 50 kilometer barat daya Kota Medan.


Ketinggian2.212 m (7,260 kaki)
DaftarRibu
Lokasi
LetakSumateraIndonesia
Koordinat3°12′0″LU 98°31′0″BT
Geologi
JenisStratovolcano
Letusan terakhir1881

Pada jaman dulu, hidup seorang suami istri. dan mempunyai anak si Beru Karo, suami istri tersebut terkenal sebagai Guru tapi bukan Guru di sekolah sekolah tetapi Guru maksudnya Orang yang pintar Mengobati, kepintaran Suami Istri ini sudah terkenal hingga Seluruh Tanah Karo. Samua Orang Orang menyegani Sepasang suami istri ini, Pada Suatu Hari Suami istri ini ingin membuktikan ke pintaran nya ke ahliannya dalam mengobati, dan mengusir roh roh.


mereka pun memutuskan meninggal kan kampung nya di Desa Daulu, dan meninggalkan anak Gadisnya sendiri. Bertahun tahun sudah berlalu tetapi Bapak dan Ibun si Beru Karo tidak kunjung pulang juga. Pada suatu ketika si Beru Karo Jatuh Sakit yang parah, dan Orang kampung langsung Mencari Bapak dan Ibu si beru Karo, keliling Tanah Karo. Akhirnya di temukan lah ke 2 Orang Tua si Beru Karo sedang mengobati Orang Orang.


dan orang yang memberikan berita itu berkata,

"Ota mulih kita ku kuta ta, anak ta sakit i kuta"
Bahasa Indonesia "Ayo kita Pulang Ke kampung, anak mu sakit"

Bapak dan Ibu si beru karo Berkata

"Nggo pe pagi ia mete adi lit denga tading 1 buk na, Banci denga tertambari ku, BAnci denga terpenggeluh ku ia mulihi"
Bahasa Indonesia " walau pun dia besok sudah meninggal tapi kalau ada masih tinggal 1 helai rambutnya, masih bisa ku Hidupkan Kembali"

Begitu lah ujar Orang tua si beru karo.

Akhirnya karna Si beru karo Sakit Parah tidak terobati masyarakat kampung, Si beru karo pun Meninggal tanpa di dampingi kedua Orang Tuanya.

Mendengar Kabar Itu Kedua Orang Tua si Beru Karo Langsung Pulang ke Kampungnya, Dan mendapati Si beru Karo tak bernyawa lagi, kedua Orang tua nya mengobati si beru karo tapi tak kunjung hidup kembali. kedua orang tua si beru karo menangis menyesal karna Kesombongannya, sehinnga dia melupakan anaknya sendiri.

dan untuk menyesali perbuatannya kedua orang tua si beru Karo pergi ke Gunung di dekat Kampungnya tersebut dan mencampakkan tulang anak tersebut ke Kawah Gunung Sibayak, dan konon ceritanya kedua orang tua si beru Karo Menyesali perbuatannya di Bawah pohon Besar Di gunung sibayak Tersebut, dan hilang entah kemana.

inti dari cerita ini Karna Orang tua si Beru Karo Sombong, dan Menganggap Sepele Hal kecil.

SUMBER CERITA INI DARI CERITA BIBI SAYA.
Adi lit salah sitik ntah pe mbue na ersentabi aku.

BUJUR






Comments

Popular posts from this blog

Begu Ganjang dan Antinya

ASAL USUL GINTING

UMANG